Seruan Tuhannya Manusia untuk Seluruh Manusia (Bag. 1)
Muqaddimah
Alhamdulillah, selawat dan salam semoga tercurah kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam. Artikel berikut ini merupakan terjemahan tulisan Syekh Prof. Dr. Ashim al-Qaryuti Hafizhahullah yang berjudul “Nidaatu Rabbinnaas Linnaasi Kaaffatan”. Tulisan tersebut menjelaskan ayat-ayat Al-Qur’an yang berisi seruan Allah Subhaanahu wa Ta’ala yang dimulai dengan “Yaa ayyuhannaas (artinya: wahai manusia)”. Syekh Prof. Dr. Ashim al-Qaryuti adalah guru besar ilmu hadis di Universitas Imam Muhammad bin Su’ud, Riyadh, Saudi Arabia. Beliau juga salah seorang murid Imam al-Albani Rahimahullah. Selamat mengikuti. (Penerjemah)
===
Bismillahirrahmanirrahim
Alhamdulillah, selawat dan salam semoga tercurah kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam, wa ba’du.
Allah telah mengutus Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam sebagai rahmat bagi alam semesta. Beliau adalah utusan Allah untuk seluruh manusia dan jin. Sebagaimana firman Allah Ta’ala,
قُلْ يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنِّي رَسُولُ اللَّهِ إِلَيْكُمْ جَمِيعًا
“Katakanlah, ‘Hai manusia, sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu semua’” (QS. Al-A’raf: 158).
Allah Ta’ala pun berfirman,
وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا كَافَّةً لِلنَّاسِ بَشِيرًا وَنَذِيرًا
“Dan Kami tidak mengutus kamu, melainkan kepada umat manusia seluruhnya sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan” (QS. Saba: 28).
Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam adalah rahmat bagi seluruh alam semesta, dengan sebab risalah yang Allah Ta’ala turunkan dan dengan sebab mengikuti perintahnya serta menjauhi larangannya.
Siapa saja yang menjalankan risalah tersebut, maka dia mendapatkan rahmat yang sempurna. Dia akan masuk ke dalam surga dan selamat dari api neraka. Siapa saja yang tidak menegakkan risalah tersebut, maka hujah telah tegak atasnya dan tidak ada lagi alasan untuknya. Dia pun sebenarnya telah mendapatkan rahmat dari sisi penyampaian dan peringatan. Sehingga dia tak bisa lagi beralasan, “Tidak ada yang datang kepadaku untuk memberi kabar gembira ataupun peringatan.” Dengan demikian, ini juga merupakan rahmat dari Allah Ta’ala.
Selanjutnya, segala kebaikan berupa hujan, keamanan, dan perjanjian damai yang dirasakan oleh seorang muslim dan yang lainnya merupakan rahmat Allah. Tujuannya agar dirasakan manfaatnya oleh seluruh manusia apapun agama mereka. Bahkan kebaikan-kebaikan Islam juga dirasakan oleh hewan. Oleh sebab itu, Islam adalah agama rahmat dan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam adalah rahmat bagi seluruh alam semesta.
Ayat-ayat yang akan kami sebutkan dalam tulisan ini adalah di antara firman Allah kepada seluruh manusia dalam Al Quranul Karim disertai tafsir ringkas dari ayat tersebut. Sebagian besar tafsirannya kami ambil dari tafsir Syekh As-Sa’di Rahimahullah, semoga Allah memberikan taufik.
Baca Juga: Buku-Buku Dasar untuk Belajar Aqidah dan Tauhid
Apa maksud seruan “wahai manusia!’ dalam Al-Quranul Karim?
Kita akan temukan dalam Al-Qur’an ada 15 ayat di mana Allah Ta’ala menyeru seluruh manusia dengan seruan, “Wahai manusia!”.
Itu adalah seruan Allah pada seluruh anak manusia di setiap waktu dan tempat. Seruan itu menunjukkan pentingnya apa yang hendak disampaikan. Hal ini bertujuan agar setiap telinga mendengarnya dan agar orang yang diseru menyadari bahwa isi seruan tersebut adalah perkara yang sangat agung yang perlu diperhatikan dengan sempurna oleh hati manusia. Allah Ta’ala yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, yang lebih menyayangi hamba-Nya daripada diri hamba itu sendiri, menyeru para hamba agar mereka memperhatikan seruan sang pencipta.
Setiap perintah Allah Ta’ala pada manusia adalah kebaikan untuk mereka di dunia dan akhirat. Segala sesuatu yang Allah Ta’ala perintahkan untuk dijauhi adalah keburukan yang bisa menimpa manusia di dunia dan akhirat. Dialah yang lebih mengetahui tentang manusia dan tentang apa yang bermanfaat atau berbahaya buat mereka daripada diri mereka sendiri.
Poin terakhir (yang mesti kita renungkan, pent), ketika yang menyeru dalam ayat-ayat ini adalah Allah Ta’ala, sang pencipta dan pemberi rezeki kepada kita, bukankah kita perlu benar-benar memperhatikan seruan ini dengan perhatian yang sempurna? Layakkah bagi kita menyepelekan seruan dari dzat yang telah memberikan nikmat dan karunia-Nya pada kita?
Ditulis oleh Prof. Dr Ashim bin Abdillah al Qaryuti
20 Rajab 1443 H/21 Februari 2022
Baca Juga:
***
Penerjemah: Amrullah Akadhinta, ST.
Artikel asli: https://muslim.or.id/72918-seruan-tuhannya-manusia-untuk-seluruh-manusia-bag-1.html